RINDU AIR

Sabtu, 10 September 2011 Label:

ia sudah lama menjadi air yang genang di jalan lengang itu. dulu ketika musim belum tembaga, ia sering singgah pada kuncup, kolam atau batuan di batang air. ia lihat rumput yang menjulur kaki, ia pahami akar tua yang membenam wajah, dan semua ranting serta daun yang luruh. ia dengar bisikan angin pada matahari, pada malam dan pada waktu

ia pernah jatuh pada atap. ia pernah membiak pada sajak. ia pernah berumah pada mata dan pada aquarium di jantung lelaki penyamun cinta yang ranum. pada atap ia pecah dari bongkah demi basah. pada sajak ia mengendap mabuk arak. pada mata ia kelindan lara duka. pada jantung ia gelembung cinta yang larung.

kini ia rindu dirinya pada atap, sajak, mata dan jantung kadang ingin sekali ia bisa merindukan dirinya sebagai hujan; sekedar isi pada separoh tempurung yang menampung, yang berserak di tepian lengang sebuah halaman. Kadang, ketika malam, ingin sekali ia datang sebagai atap, sajak, mata atau jantun yang menggenang di ingatan murung.

(2009)







 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Dani-Quinchy © 2010 | Designed by Blogger Hacks | Blogger Template by ColorizeTemplates